Setelah Film “Cheng-Cheng Po”, “Walang Weling Wulang” dan “Say Hello To
Yellow”, Yayasan Sahabat Gloria kembali menelurkan karya dalam sebuah
film pendek anak berjudul “Boncengan”. Tanggal 19 Oktober 2012 menjadi
momentum pemutaran perdana Film Boncengan yang bertempat di Taman Budaya
Surakarta. Antusiasme masyarakat cukup besar dalam pemutaran perdana
film ini yang dibuktikan dengan jumlah penonton pemutaran perdana film
“Boncengan” yang cukup banyak. Disutradarai oleh Senoaji Julius, film
ini mengambil latar tempat di SD BOPKRI Pranti 2 Bantul, Yogyakarta.
Dimana pemain-pemain “Boncengan” adalah siswa siswi sekolah tersebut :
Amos sebagai Supri, Thisa Purwestri sebagai Yua, Supriatin Tri N.
sebagai Amin, Dina Cahyaningrum sebagai Ndut, dan masih banyak lagi
pemain pendukung lainnya.
Dengan akting yang begitu alami, para pemain “Boncengan” begitu
apik memerankan
karakter mereka masing-masing. Film ini terinspirasi dari kisah
kehidupan anak sehari-hari, diperankan sendiri oleh anak-anak dan dibuat
memang untuk ditonton oleh anak-anak. Didukung dengan jalan cerita yang
sederhana tapi bermakna serta durasi yang tidak terlalu lama, yaitu
16’ 50’’ membuat anak-anak tidak akan bosan ketika menontonnya.
Sinopsis
Yua, Ndut, dan Supri bersahabat baik. Sekolah mengadakan lomba lari
dengan hadiah utama sepeda. Tahun lalu pemenangnya adalah Tri, seorang
anak yang pernah tinggal kelas. Melihat hal itu, Yua dan Ndut
bersekongkol untuk memenangkan lomba. Saat pelaksanaan lomba, Yua
diboncengkan sepeda oleh Ndut melewati jalan pintas. Tak hanya itu Ndut
juga mengubah arah panah penunjuk rute lomba sehingga teman-temannya
tersesat. Ternyata bukan cuma Yua yang berbuat curang dalam lomba, Tri
juga diboncengkan bapaknya mengendarai motor. Karena saat itu peserta
lomba lain melihat Tri berbuat curang, maka bapak Tri memberi uang tutup
mulut kepada mereka. Sementara itu Supri ketinggalan di belakang. Di
garis finish, Yua bersaing ketat dengan Tri, namun dimenangkan oleh Yua.
Setelah hadiah diberikan, Ndut bertengkar dengan Yua memperebutkan
hadiah sepeda dan secara tidak sengaja membongkar kecurangan mereka
sendiri. Karena mereka didiskualifikasi, maka hadiah utama diberikan
kepada Tri. Tetapi teman-teman Tri buka mulut dan mengatakan bahwa Tri
diboncengkan bapaknya. Akhirnya hadiah utama jatuh pada Supri, yang
sejak awal bertindak jujur. Walaupun demikian, lomba tersebut tetap
membuat mereka berteman dengan baik. Bahkan Supri bersedia memberikan
tumpangan kepada Yua dan Ndut dengan sepeda barunya. <Kukuh Aldyanto>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar